Walter Spies


Walter Spies melukis Das Karussell lima tahun sebelum ia menetap di Bali pada 1927. Berbeda dari pemandangan alam Bali yang nantinya identik dengan Walter, lukisan ini mewujudkan suasana ramai di suatu pasar malam dengan komidi putar sebagai pusatnya. Wujud rupa yang sarat citraan ganjil, dari perspektif ruang yang terdistorsi hingga sosok dengan proporsi tak beraturan, mengingatkan akan pendekatan para pelukis ekspresionis zaman itu, khususnya Marc Chagall dan Henri Rousseau.

Lukisan ini menandai masa pembelajaran Walter di Dresden, Jerman. Ia sempat menimba ilmu dari Oskar Kokoschka di Hellerau. Selain itu, ia juga berkegiatan dengan kelompok seni Dresden Secession dan banyak terilhami karya teman setanah airnya, Otto Dix. Karier melukis Walter lantas menunjukkan potensi menjanjikan, sehingga ia terlibat di banyak pameran di Jerman dan Belanda. Karya Das Karussell diduga dipamerkan pertama kali di salah satu pameran tersebut.

Citra komidi putar kembali hadir dalam lukisan Walter berjudul Laterna Magica (1926). Kala itu, ia sudah menetap di Yogyakarta. Corak warna pada lukisan tersebut banyak mengulang warna-warna gelap pada Das Karussell, menunjukkan transisinya antara gaya Eropa dengan subjek baru yang ia temukan di Jawa.

 

Tentang Seniman

Pelukis, komposer, dan kurator berkebangsaan Jerman Walter Spies mengenal Hindia Belanda melalui ragam kartu pos cetakan Belanda. Ia lahir di Moskow dan pernah tinggal di Berlin, Bandung serta Yogyakarta, sebelum pindah ke Ubud pada 1927. Walter merekam dan mengoleksi berbagai motif dari beragam kesenian di Bali di Museum Bali. Selain dikenal sebagai salah satu pendiri organisasi seniman Pita Maha, Walter bersama Wayan Limbak menggabungkan tari Sang Hyang dan epos Ramayana menjadi yang sekarang kita kenal sebagai Tari Kecak.