Lukisan El Tercer Mundo (Dunia Ketiga, 1965-1966) dibuat untuk Istana Kepresidenan Kuba, ketika Pemerintahan Revolusi yang dipimpin Fidel Castro dimulai pada 1966. Sekarang, lukisan ini dipajang di Museo Nacional de Bellas Artes de Cuba. Melalui sejumlah bentuk serupa tubuh manusia dan hewan, Wifredo menunjukkan keberpihakannya terhadap kesetaraan sosial dan ekonomi, sebagai penghormatan atas buah revolusi Kuba. Meski sosok yang hadir dalam bidang lukisan tampak tersebar dan berwujud rupa-rupa, semuanya saling terhubung melalui sapuan garis. Saling mencengkram, semuanya menatap tajam ke depan, seolah menantang siapa pun yang melihat lukisan ini untuk menyaksikan pergumulan mereka.

Lukisan ini mewujudkan perhatian Wifredo terhadap tanah airnya. Walau sudah menetap di Eropa setelah kudeta militer 1952, Wifredo tetap mengikuti kabar perjuangan rakyat Kuba melawan diktator Fulgencio Batista. Ia mendengar tentang kegagalan aksi perlawanan yang dipimpin Fidel Castro pada 1955 dan penangkapan Carlos Franqui, seorang kolega yang pernah menulis pengantar katalog pamerannya. Pada 1963, Wifredo berkunjung ke Kuba untuk ikut Perayaan 1 Mei di Plaza Revolusi atas undangan Carlos yang saat itu telah menjadi Menteri Kebudayaan. Sebagai negara yang baru melalui berbagai drama pergantian pemerintahan, pemerintah Kuba jelas ingin identitasnya dirayakan dan diakui negara-negara lain. Sementara itu, karya-karya Wifredo sudah banyak dibicarakan di lingkaran seni New York dan Paris. Jadilah, sebagai sosok yang mewakili Kuba di gelanggang dunia, Wifredo diberi penghargaan pahlawan dan pelukis nasional dalam perayaan itu.

 

Tentang Seniman

Wifredo banyak menjelajahi identitas politik dirinya serta orang-orang yang ia temui di atas kanvas. Perjalanan artistiknya mencerminkan pengembaraan hidupnya. Selulusnya dari belajar seni di Havana, Kuba, ia memperoleh beasiswa untuk studi lanjut di Madrid. Dari sana, ia bertolak ke Paris. Dalam perjalanannya, Wifredo berkenalan dengan warga dan tradisi seni dari wilayah Afrika, Oceania, dan Amerika Selatan. Sebagai perantau yang lahir dari ayah Tionghoa dan ibu Kuba-Afrika, ia merasa dekat. Dari mereka, ia menemukan inspirasi artistiknya.