Rusli (l. 1912, Medan; m. 2005, Jakarta)

Anak, 1951

Cat minyak di atas kanvas
50 x 66 cm
Koleksi Galeri Nasional Indonesia


Lukisan Anak (1951) cenderung lebih penuh dibanding lukisan Rusli lainnya yang dominan bidang negatif, bidang kosong, atau bidang 'putih' pada kanvas. Lukisan ini juga salah satu (atau mungkin satu-satunya) lukisan Rusli yang menggambarkan figur manusia secara cukup dekat, di antara kebanyakan lukisannya yang menggambarkan pemandangan, baik alam maupun kota. Dalam berbagai lanskap itu, manusia seringkali digambarkan sebatas titik.

Lukisan ini menampilkan sosok seorang ibu berbusana jarik yang sedang menggendong anaknya di tengah pepohonan. Ada ketegangan, seolah-olah ia lari dari sesuatu—mungkin karena warnanya cenderung gelap dan sapuan kuasnya tebal. Pada saat melukis ini, Rusli masih mengajar di Taman Siswa, tinggal di Yogyakarta, dan Belanda belum lama hengkang dari tanah air. Yogyakarta yang menjadi ibukota selama masa Agresi Militer Belanda memang penuh ketegangan seperti bagaimana sutradara Usmar Ismail menggambarkannya dalam Enam Jam di Djogja atau bagaimana Mia Bustam menuturkan pelariannya bersama seluruh anak, mertua, dan keluarga dari Bogem.

 

Tentang Seniman

Rusli berangkat ke India untuk belajar kedokteran, namun pulang ke Indonesia sebagai sarjana seni. Di Kala Bhavana, Visva-Bharati University, Santiniketan, ia belajar seni lukis murni, seni patung, dan filsafat seni timur. Pelukis kelahiran Medan kemudian mengajar seni gambar di Taman Siswa, menjadi ketua organisasi Seniman Indonesia Muda cabang Yogyakarta pada 1947-1948, wakil ketua International Association of Plastic Art UNESCO pada 1960, dan salah satu anggota awal Akademi Jakarta pada 1970.


Informasi selengkapnya tentang: