I Gusti Nyoman Lempad (l. 1862/75; m. 1978, Bali)

Penari, 1978

Tinta di atas kertas
32 x 24 cm
Koleksi Galeri Nasional Indonesia


Dalam lukisan Penari, Lempad menggambarkan sosok Rangda, ratu leak dalam mitologi Bali. Diadaptasi dari cerita rakyat Calon Arang, Rangda tampak mengerikan dengan rambut terurai, mata melotot, lidah menjulur, dan buah dada yang menggantung. Di samping kiri-kanannya ada dua perempuan, yaitu muridnya. Menurut legenda, Calon Arang marah kepada Raja Erlangga yang menolak tawaran putrinya untuk mencari suami, sehingga Calon Arang mengucapkan mantra yang menghancurkan tanaman dan menyebarkan wabah.

Sosok dan gestur penari menegaskan ciri utama karya lukis Lempad, yakni tarikan garis tinta hitam berkesinambungan, hasil penggunaan iyip (pena yang diruncingkan dari batang ijuk) di atas kertas. Berbeda dari kebanyakan seniman Bali, Lempad sering membiarkan bidang kosong pada karya-karyanya untuk lebih menekankan elemen garis beserta keunikan tiap sosok yang ia gambarkan. 

Konon, medium kertas yang sering ia gunakan untuk karya-karya drawing yang kita kenal hari ini pertama ia dapatkan dari pertemuannya dengan Walter Spies. Sebelumnya ia menggambar di atas papan kayu atau daun. Namun, tak seperti dugaan kebanyakan orang, Lempad telah menggambar untuk dirinya sendiri —diluar kewajibannya sebagai seniman pura— jauh sebelum ia bertemu dengan Rudolf Bonnet atau Walter Spies.

 

Tentang Seniman

Sebelum dikenal sebagai pelukis, Lempad merupakan seorang undagi (arsitek tradisional Bali) dan pemahat pura. Ia dan ayahnya mengungsi dari desa kelahirannya, Bedulu, dan kemudian mengabdi di Ubud. Bersama Rudolf Bonnet, Tjokorde Gde Agung Sukawato, dan Walter Spies, Lempad merintis organisasi Pita Maha pada 1935. Hingga 1950-an, Pita Maha aktif membina seniman muda Bali dan memamerkan karya mereka kepada audiens mancanegara, seolah memenuhi cita-cita pariwisata Bali yang dirancang Belanda pada 1930-an.

Informasi selengkapnya tentang: