Transformasi Digital dan Warisan Budaya di Global South: Apa manfaat gerakan Data Terbuka bagi institusi budaya?
6. November 2020
20:00 — 21:00 WIB
Host: Medhavi Gandhi, The Heritage Lab (India)
Pembicara: Cristiana Serejo, Vice Director Museu Nacional in Rio de Janeiro (Brasil)
Lisistrata Lusandiana, Direktur Indonesian Visual Art Archive (Indonesia)
Dr. Njoki Ngumi, The Nest Collective (Kenya)
↩ see full Program
20:00 — 21:00 WIB
Host: Medhavi Gandhi, The Heritage Lab (India)
Pembicara: Cristiana Serejo, Vice Director Museu Nacional in Rio de Janeiro (Brasil)
Lisistrata Lusandiana, Direktur Indonesian Visual Art Archive (Indonesia)
Dr. Njoki Ngumi, The Nest Collective (Kenya)
↩ see full Program
Diskusi ini akan berfokus pada institusi budaya dan kemungkinan-kemungkinan yang mereka miliki ketika membuka arsip-arsip mereka. Panelis-panelis akan menjawab pertanyaan: Mengapa penting bagi institusi budaya untuk membuat arsip mereka dapat diakses dan berpartisipasi dalam proses berbagi dan kreasi kolektif?
Medhavi Gandhi adalah pendiri The Heritage Lab dan telah bekerja di persimpangan antara keterlibatan publik dengan warisan budaya, pengembangan sosial, dan pendidikan sejak tahun 2009. Ia telah bekerja dengan berbagai organisasi di India serta di Australia, Amerika Serikat, dan Eropa. Medhavi merupakan pendukung kuat akses terbuka ke warisan budaya digital dan telah menjadi bagian dari kampanye global di India, termasuk MuseumWeek, dan menjadi duta Art+Feminism di Asia Selatan.
Lisistrata Lusandiana bekerja sebagai Direktur Eksekutif IVAA sejak tahun 2018. Sebelumnya, pada tahun 2016, ia bekerja sebagai Kepala Program IVAA, juga sebagai Direktur Festival Arsip pada tahun 2017. Pernah terlibat sebagai peneliti dan asisten kurator dalam Biennale Jogja 2015 ‘Hacking Conflict’ dan menjadi koordinator Biennale Forum, Biennale Jogja ‘Age of Hope’ tahun 2017. Selain itu, ia juga menulis untuk majalah seni budaya; menjadi redaktur majalah Mata Jendela; serta terlibat dalam beberapa pameran, proyek seni, dan penelitian. Lulus dari Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan tesis seputar Etnografi Backpacker, kajian kritis tentang mobilitas masyarakat dan kosmopolitanisme. Belakangan ini, ia tengah fokus dalam mengembangkan program-program terkait dekolonisasi dan budaya dokumentasi.
Dr. Njoki Ngumi adalah seorang seniman, penulis, dan pemikir feminis yang pernah memiliki beberapa jabatan di sektor kesehatan masyarakat di Kenya, baik di institusi swasta maupun pemerintah. Sebagai salah satu anggota pendiri Nest, dia merupakan penulis bersama, penulis skenario dan pengawas naskah untuk seluruh karya-karya film Nest. Ia saat ini sedang mengembangkan kerja pembuatan filmnya dengan menjadi direktur bersama dari The Feminine and The Foreign. Keahliannya dalam melihat dan mendengar film adalah komponen penting dari proses pasca produksi yang dilakukan oleh kolektifnya, selain juga berkontribusi pada hasil-hasil berbasis strategi dan penelitian. Selain itu, ia juga mengkoordinasikan proyek-proyek kolaboratif eksternal di Nest dan merupakan pemimpin program dan strategi di perusahaan saudari, HEVA.
Lisistrata Lusandiana bekerja sebagai Direktur Eksekutif IVAA sejak tahun 2018. Sebelumnya, pada tahun 2016, ia bekerja sebagai Kepala Program IVAA, juga sebagai Direktur Festival Arsip pada tahun 2017. Pernah terlibat sebagai peneliti dan asisten kurator dalam Biennale Jogja 2015 ‘Hacking Conflict’ dan menjadi koordinator Biennale Forum, Biennale Jogja ‘Age of Hope’ tahun 2017. Selain itu, ia juga menulis untuk majalah seni budaya; menjadi redaktur majalah Mata Jendela; serta terlibat dalam beberapa pameran, proyek seni, dan penelitian. Lulus dari Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan tesis seputar Etnografi Backpacker, kajian kritis tentang mobilitas masyarakat dan kosmopolitanisme. Belakangan ini, ia tengah fokus dalam mengembangkan program-program terkait dekolonisasi dan budaya dokumentasi.
Dr. Njoki Ngumi adalah seorang seniman, penulis, dan pemikir feminis yang pernah memiliki beberapa jabatan di sektor kesehatan masyarakat di Kenya, baik di institusi swasta maupun pemerintah. Sebagai salah satu anggota pendiri Nest, dia merupakan penulis bersama, penulis skenario dan pengawas naskah untuk seluruh karya-karya film Nest. Ia saat ini sedang mengembangkan kerja pembuatan filmnya dengan menjadi direktur bersama dari The Feminine and The Foreign. Keahliannya dalam melihat dan mendengar film adalah komponen penting dari proses pasca produksi yang dilakukan oleh kolektifnya, selain juga berkontribusi pada hasil-hasil berbasis strategi dan penelitian. Selain itu, ia juga mengkoordinasikan proyek-proyek kolaboratif eksternal di Nest dan merupakan pemimpin program dan strategi di perusahaan saudari, HEVA.