Pemutaran Film Dekaden

Dekaden © Anschlaege.de

30.10.2022

GoetheHaus Jakarta

Minggu ketiga Dekaden: Das Leben der Anderen dan Der Himmel über Berlin

Semua film untuk usia 18 tahun ke atas

Minggu ke-3, Minggu, 30 Oktober 2022
  • 14.00 WIB - Das Leben der Anderen (disutradarai oleh Florian Henckel von Donnersmarck, 2005)
  • 16.30 WIB - Penayangan Istimewa (disutradarai oleh Christoph Schlingensief)
  • 18.30 WIB - Der Himmel über Berlin (disutradarai oleh Wim Wenders, 1987)
Hari terakhir program DEKADEN didedikasikan kepada kota yang menyaksikan konsekuensi Perang Dunia II lebih dari kota mana pun, yaitu Berlin. Der Himmel über Berlin, yang dianggap sebagai salah satu film terbaik Wim Wenders, melihat Berlin melalui mata Damiel (Bruno Ganz) dan Cassiel (Otto Sander), sepasang malaikat yang tidak terlihat maupun terdengar oleh kaum manusia warga Berlin. Damien jatuh hati kepada Marion, seorang seniman akrobat sirkus yang kesepian. Ia mendambakan pengalaman yang sesungguhnya, bukan sekadar pengamatan. Namun, itu berarti ia harus melepaskan kehidupan abadinya. Sosok lain yang mengamati tanpa terlihat maupun terdengar adalah Gerd Wiesler (Ulrich Mühe), seorang petugas Stasi (Staatssicherheit, polisi rahasia Jerman Timur) dalam Das Leben der Anderen. Ia ditunjuk oleh pejabat teras kementerian kebudayaan untuk memata-matai penyair/sutradara teater Georg Dreymann (Sebastian Koch) dan kekasihnya yang seorang aktris, Christa-Maria Sieland (Martina Gedeck).

Wiesler adalah petugas yang dikenal loyal. Ia hidup menyendiri tanpa mengenal orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Tetapi kemudian sebuah misi yang berawal sebagai operasi penyadapan (misi yang biasa bagi seorang Stasi) berkembang secara tidak terduga dan menjadi satu-satunya sumber kontak dengan sesama manusia baginya. Di sebuah dunia tempat kegelapan dan pengawasan dipertahankan oleh pemerintah agar mampu bertahan, Wiesler muncul dan membawa cahaya tersendiri kepada semua pihak yang menderita. Meskipun pada akhirnya kesan kehilangan dan kekalahan tetap mencuat, film ini merupakan salah satu penggambaran paling menonjol mengenai kehidupan di bawah rezim Jerman Timur, dan sekaligus menyoroti pentingnya kebebasan bagi jiwa-jiwa artistik dalam masyarakat mana pun.
 

Kembali