Pameran Seni Kontemporer
ARTJOG: Dari Jogja untuk Artworld
![Seni instalasi - bola mata; Wedhar Riyadi Seni instalasi - bola mata; Wedhar Riyadi](/resources/files/jpg623/id_artjogfloatingeyes01-formatkey-jpg-w320m.jpg)
ARTJOG merupakan pameran seni kontemporer yang diadakan secara tahunan di kota Yogyakarta dan biasanya berlangsung selama sebulan penuh dalam kisaran periode bulan Mei, Juni atau Juli setiap tahunnya. ARTJOG yang dianggap sebagai barometer seni kontemporer di Indonesia senantiasa menghadirkan pelaku seni dari berbagai kalangan baik dalam negeri dan luar negeri, dengan berbagai rupa karya seni mereka- mulai dari dua dimensi, tiga dimensi hingga karya performance art dan seni instalasi.
Dari tahun ke tahun ARTJOG tidak pernah sepi pengunjung, bahkan semakin tahun semakin banyak mengundang minat penikmat seni untuk sekedar melihat pameran atau bahkan turut andil dalam berpameran. ARTJOG pada mulanya merupakan bagian dari rangkaian event Festival Kesenian Yogya (FKY) yang diadakan secara tahunan. Kemudian pada tahun 2010 mulai berdiri sendiri dan menggunakan nama ARTJOG hingga sekarang. Kesuksesan ARTJOG bahkan membuahkan sebuah program pameran seni lainnya, Jogja Art Week, yang mengiring perhelatan ARTJOG itu sendiri. Jogja Art Week diadakan untuk menampung karya-karya seni yang tidak lolos seleksi dalam ARTJOG dan dipamerkan dalam ruang-ruang pamer di Yogyakarta.
Mengapa ARTJOG?
Kesuksesan ARTJOG yang bisa dibilang fantastis dalam menyedot pengunjung dan menyajikan ruang pamer yang unik, artistik, nyaman dan ramah kunjung senantiasa mengundang decak kagum. Lalu mengapa ARTJOG berbeda dari yang lain?![Roee Rosen, Live and Die as Eva Braun (1995-1997). Installation view at documenta 14, Athens, 2017 Roee Rosen, Live and Die as Eva Braun (1995-1997). Installation view at documenta 14, Athens, 2017](/resources/files/jpg637/id_documentaroseng_03-formatkey-jpg-w320m.jpg)
Ikon ARTJOG adalah rombak venue-nya, di mana sang commissioned artist memajang karya tematik mereka, commissioned work, di bagian fasad. Individu maupun kelompok yang dikomisi oleh ARTJOG diharapkan mampu merespon tema yang disodorkan kepada mereka dan mengolahnya menjadi tampilan visual yang menakjubkan, diantaranya di tahun 2014 dengan tema “Legacies of Power”, sederetan boneka dari karung goni dalam berbagai ukuran, beberapa bahkan cukup gigantik, yang merupakan karya Samsul Arifin disusun sedemikian rupa dalam sebuah panggung besar seolah menyambut pengunjung di Taman Budaya Yogyakarta. Di tahun 2017, Wedhar Riyadi ditunjuk sebagai commissioned artist dalam ARTJOG10 yang bertajuk “Changing Perspective”. Ia menampilkan karya seni instalasi berupa bola mata dalam berbagai bentuk dan warna yang merupakan wujud responnya terhadap era digital sekarang ini. Selain keunikan tampilan-tampilan venuenya, ARTJOG juga merangkul segala jenis karya seni lukis, patung, kriya, grafis, fotografi, film, pertunjukan, performance art, dan instalasi dari yang mainstream hingga yang berkonsep out of the box.
![ARTJOG10 -2017 ARTJOG10 -2017](/resources/files/jpg623/id_artjog05-formatkey-jpg-default-m.jpg)
Keistimewaan lain dari ARTJOG adalah bahwa event ini sangat well organized dengan adanya fringe untuk tur kuratorial, jumpa seniman, pertunjukan seni, bahkan diadakan pula tur sejarah ASRI ketika event bertempat di Jogja National Museum, yang dulunya merupakan sekolah seni ASRI, cikal bakal Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selain itu untuk para kolektor seni disediakan program viewing di awal pameran sehingga mereka bisa dengan leluasa mengetahui harga dan mengenal karya dari para perupa dengan lebih detil.
Masa Satu Dekade ARTJOG
![ARTJOG10-2017 ARTJOG10-2017](/resources/files/jpg623/id_artjogfloatingeyes03_hoch-formatkey-jpg-default-m.jpg)
“Floating Eyes” berupa patung dari resin yang memvisualkan mata-mata nan besar menghiasi venue ARTJOG10. Wedhar Riyadi sebagai commisioned artist dengan karyanya tersebut ingin menyampaikan bahwa sudah saatnya masyarakat merubah perspektif mereka di jaman yang serba digital ini. Hal lain yang baru dalam event kali ini di JNM yang dulunya merupakan bekas sekolah seni ‘ASRI’ (Akademi Seni Rupa Indonesia yang kini menjadi Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta), dihadirkannya kembali patung pendiri ASRI, R.J.Katamsi, yang merupakan karya pematung Wahyu Santoso …