Pameran
Pameran Tina Kosasih dan Joi Rumengan

Ausstellung_Tina&Joi
© Tina Kosasih & Joi Rumengan

Sebuah pameran tentang Kelanjutan dari kisah cinta Tina Kosasih dan Joi Rumengan

Goethe-Institut Bandung

“Tina Kosasih dan Joi Rumengan” adalah proyek pertunjukan dan pameran multimedia yang diprakarsai oleh Suina Latersia dan Tegar Pratama dan dilaksanakan bersama dengan tujuh seniman yang berkolaborasi dengan Goethe-Institut Bandung. Cerpen "Tina Kosasih dan Joi Rumengan" karya Suina Latersia dan Tegar Pratama menjadi dasar pengembangan eksplorasi seni. Selain kisah cinta individu protagonis dan implikasi sosialnya, proyek ini menegosiasikan hubungan antara ruang publik dan pribadi. 
 
Pernikahan di Indonesia adalah acara tradisional, pribadi maupun kolektif, mengaburkan batas antara ruang pribadi dan publik. Dalam pameran Tina Kosasih dan Joi Rumengan, para seniman bereksperimen dengan fungsi ganda ini dan untuk sementara mengambil alih ruang Goethe-Institut. Dengan demikian berfungsi sebagai jalan, rumah dan lingkungan yang secara sadar diubah oleh sebuah perayaan dan dengan demikian untuk sementara mengaburkan fungsi regulernya. 
Di area parkir Goethe-Institut, seniman Dea Widya menyoroti konversi sementara dengan instalasi besar dan berwarna-warni. Di perpustakaan, seniman lain mempresentasikan karya mereka dan mengubah perpustakaan menjadi arsip hidup dengan kenangan dari Tina Kosasih dan Joi Rumengan. Suara karya Dhimasvani Erwin, ilustrasi Ari Nugraha dan animasi Agung Yandistira adalah hadiah bagi pasangan pengantin dalam konteks ini. Hadiah-hadiah itu membawakan keberuntungan dan akan selalu mengingatkan Tina dan Joi tentang hari istimewa mereka dan teman-temannya. Karena hadiah biasanya digantung di ruang pribadi, tetapi saat ini di perpustakaan Goethe-Institut, dan itu membuat semua pengunjung pameran turut serta diberkati keberuntungan. 

Suina Latersia, dia telah berpartisipasi dalam acara Pertukaran Budaya dengan banyak seniman dari Meksiko dan Ukraina, dan dia mendirikan perpustakaan Bacadome dan kelompok seni Yesyesyes. 
 
Tegar Pratama, ia adalah seorang penulis dan guru yang belakangan ini banyak berkarya dan berproses dalam lingkup seni rupa. 
 
Kolaborator 
Agung Yandistira adalah seniman Sukabumi yang tinggal di Bandung. Dalam profesi seninya, ia mengadopsi pendekatan filosofi syariah untuk menciptakan karya yang bertemakan seni syariah. 
 
Andhika Y. Prakasa adalah seniman teater kelahiran Subang yang menggeluti seni rupa sejak tahun 2017. Dalam enam tahun kiprahnya, ia telah mengikuti 17 pertunjukan di berbagai tempat. 
 
Ari Nugraha adalah ilustrator lepas, praktisi budaya, dan seniman. Ia mendirikan "WATIK" (Wayang Plastik), sebuah pertunjukan mendongeng yang terbuat dari botol plastik daur ulang. 
 
Cisya Paramita
adalah seniman kerajinan yang sebelumnya bekerja sebagai Konsultan Pemasaran & Manajemen Strategis di industri Fashion, Dekorasi Rumah, dan Makanan & Minuman. 
 
Dea Widya adalah seorang arsitek, seniman, dan dosen dari Blora yang berlokasi di Bandung, karyanya sering menggunakan bentuk-bentuk organik desain arsitektur yang berhubungan dengan manusia, lingkungan, psikologi, dan ruang. 
 
Dhimasvani Erwin adalah musisi lulusan FIKOM Universitas Padjadjaran dengan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan. Dia sekarang bekerja sebagai desainer lepas dan desainer grafis gerak. 
 
Kristo Muliagan Robot adalah seniman teater asal Kupang yang telah berkiprah sebagai aktor dan produser selama kurang lebih 11 tahun. 
 

Detail

Goethe-Institut Bandung

Pusat Kebudayaan Jerman
Jalan Martadinata 48
Bandung 40115
Indonesia

Bahasa: Bahasa Indonesia
Harga: Gratis

Lukman.Hakim@goethe.de
Bagian dari rangkaian Tina Kosasih dan Joi Rumengan